Friday 20 November 2015

DUNIA CEWEK

CANTIK MENARIK
Ce-A-En-Te-I-Ka. CANTIK. Sebuah kosa kata yang memang lebih dekat dengan kaum hawa. Sebuah kosa kata yang serta merta memberikan gambaran sebuah keindahan dan keapikan. Pokoknya semua yang menawan hati dech!!. Nah, apakah menjadi cantik itu salah ?? jawabnya, sama sekali tidak. Bahkan perempuan itu memang cantik dan harus cantik. Ada dua bentuk kecantikan yang keduanya musti berjalan beriringan. Tidak menyampingkan salah satunya. Pertama adalah cantik secara lahir dan kedua, cantik secara bathiniah, alias INNER BEAUTY

Konsep cantik selalu berubah dari waktu ke waktu. Rantang geografispun mempengaruhi konsep cantik seorang perempuan. Dari yang feminim, anggung sampai pada ekstrim, ada dalam pemahaman tentang cantik dikepala berbagai bangsa. Bahasan tentang ini, kalau mau kita gali, waah …waahh … bisa beratus2 halaman. Ada baiknya kita tengok sedikit yuk konsep cantik dibeberapa tempat dibelahan dunia dalam kurun waktu tertentu.

Konon cantik dalam budaya Jawa diidentikkan dengan lemah gemulainya seorang permpuan dan penurut. Secara fisik memiliki punggul besar. Karena anggapannya adalah pinggul besar selain memiliki daya tarik seksual tersendiri, secara fungsi pemiliknya akan mudah dalam melahirkan.
Dilembah Baliem Irian Jaya, perempuan yang dikagumi adalah yang memiliki payudara yang turun. Menurut mereka, hal ini menunjukkan si perempuan telah menyusui bayi secara optimal.

Di era Limapuluhan, yang biasanya disebut cantik adalah mereka yang memiliki tubuh sintal, payudara padat berisi, pinggul besar dengan pinggang sangat kecil. Pada dekade berikutnya cantik adalah wanita yang seperti papan dari atas sampai bawah.
Yang ekstrim di Liuyi, sebuah desa kecil yang terletak di Provinsi Kun-Ming, sebelah barat daya Cina, kita dapat menyaksikan sendiri perempuan2 generasi tua dengan kaki kecil. Mereka tak lain adalah korban tradisi Foot Binding.
Apakah itu foot binding ???

Kita tengok dulu sejarahnya. Pada masa Dinasti Tang memerintah Cina pada abad ke-10, foot binding mulai mentradisi. Alkisah, dimasa itu ada seorang gadis yang menjadi pujaan raja. Inilah yang membuat iri perempuan lainnya. Khususnya para selir. Apa pasal si gadis ini disukai raja. Konon kabarnya si gadis ini memiliki kaki yang kecil nan indah.

Sejak itu, memiliki kaki kecil menjadi sesuatu yang trend masa itu. Anak2 yang berusia 3-11 tahun, sejak kecil udah dibentuk untuk memiliki kaki kecil. Mula2 kaki mereka direndam dibaskom. Lalu jari kakinya keculi ibu jari dipatahkan dan dibengkokkan kearah bawah sampai menyentuh telapak kaki. Sambil membengkokkan, punggung kakinyapun dihancurkan dengan batu besar. Bisa dibayangkan bagaimana gadis cilik merontah2 kesakitan. Tak jarang banyak perempuan cilik yang jatuh pinsang karena tak kuasa menahan rasa sakit yang teramat sangaaaat.

Lain di Cina, lain pula di Hungaria. Pada awal abad ke-17, Masyuriah seorang ratu yang bernama Countess Elizabeth De Bathory yang punya kebiasaan aneh. Ia beranggapan bahwa kecantikan akan ia dapatkan dengan meminum darah perawan. Darah itu, menurutnya akan menghilangkan kerutan dan noda hotam di wajahnya. Alhasil, secara rutin darah perawan dikirim ke kastilnya.
Begitulah betapa kecantikan itu dikejar-ejar perempuan, sampai jalan tidak logispun dijalani demi mendapatkan sesuatu yakni predikat CANTIK.

0 comments:

Post a Comment